
Beberapa waktu belakangan, jurnalisme data telah menjadi keyword yang pelan-pelan masuk ke dalam kajian jurnalisme di Indonesia. Beberapa media di Indonesia sudah bereksperimen mempraktikkannya. Komunitas-komunitas jurnalis data juga tumbuh. Sementara di lingkungan akademik, tema ini mulai mendapatkan perhatian untuk diteliti lebih jauh. Sebagaimana banyak hal baru, kehadirannya diterima dengan penuh harapan dan juga kegelisahan: sebenarnya ini “barang” apa dan bagaimana harus menyikapinya.
Kegelisahan itu tidak melulu berkaitan dengan praktik jurnalisme data sendiri. Sejak awal kehadirannya, secara keilmuan ia pun digugat. Dari sisi praktik, selain perkara visualiasi, tidak ada yang baru dari jurnalisme data. Lalu dari sisi istilah, mengapa jurnalisme data? Bukankah jurnalisme pasti menggunakan data? Lantas apa bedanya “data” di sini dengan data sebagaimana ada dalam jurnalisme?